Macam-macam Puisi dan Penjelasannya
Daftar Isi
Puisi adalah salah satu karya sastra yang diminati sejumlah kalangan. Puisi juga berfungsi untuk berbagai tujuan, di antaranya memberi nasihat, menyampaikan kritik, membangkitkan semangat, mengungkapkan kegembiran, menumpahkan kesedihan, dan lain-lain. Di Indonesia, banyak kita kenal para penyair dengan warna dan gaya puisinya masing-masing.
Macam-macam puisi
Secara definisi, puisi adalah salah satu bentuk sastra yang bahasanya terkait dengan irama, jumlah kata dan bait. Macam-macam puisi dibagi berdasarkan masanya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pembagian pusi ada tiga, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi modern atau kontemporer.
Puisi lama
Puisi lama merujuk kepada waktu penciptaannya oleh penulis. Para pakar mengklasifikasikan, berdasarkan waktunya, puisi lama berakhir pada tahun 1920. Puisi lama juga terkait dengan sejumlah aturan penciptaannya, yaitu jumlah kata, jumlah bait dan rima.
Bentuk-bentuk puisi lama adalah sebagai berikut:
1. Mantra
Mantra adalah kalimat yang dipercaya sebagian kalangan masyarat mempunyai kekuatan gaib. Bisa juga berbentuk doa.
2. Pantun
Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang saat ini masih digunakan oleh beberapa suku di Indonesia dalam berbagai kesempatan, seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan lain-lain. Ciri khas pantun adalah mempunyai sajak a-b-a-b di setiap baitnya. Suku kata pada setiap barisnya berjumlah 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua pada setiap bait pantun disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi.
3. Karmina
Karmina adalah pantun pendek yang biasanya terdiri dari 2 baris saja. Baris pertama adalah sampiran dan baris kedua adalah isi. Adapun sajak yang digunakan adalah a-a.
4. Seloka
Seloka adalah bentuk pantun yang isinya saling berkaitan. Seloka adalah salah satu bentuk puisi Melayu klasik yang biasaya berisi nasihat, gurauan atau sindiran. Jumlah barisnya dalam setiap bait adalah 2 atau 4 baris. Terkadang berjumlah 6 baris.
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi pendek yang terdiri dari 2 baris dan sajak a-a. Bentuknya berupa nasihat. Perbedaan karmina dan gurindam terletak pada bentuknya. Pada gurindam, setiap baris adalah isi dan tidak memuat sampiran.
6. Syair
Syair adalah puisi yang berasal dari negeri Arab. Ciri khasnya adalah terdiri dari 4 baris pada setiap bait dengan sajak a-a-a-a. Syair berisi cerita atau nasihat.
7. Talibun
Talibun adalah pantun panjang yang terdiri dari 6, 8, atau 10 baris di setiap baitnya. Bahkan, ada talibun yang lebih dari 10 baris.
Puisi Baru
Era puisi baru dimulai semenjak tahun 1920 hingga sekarang. Disebut puisi baru karena tidak terikat dengan aturan yang ada pada puisi lama berupa jumlah baris, jumlah suku kata, ataupun rima pada setiap baitnya. Berikut adalah penjelasan beberapa bentuk puisi baru.
1. Balada
Balada adalah bentuk puisi yang berisi cerita. Biasanya terdiri dari 3 bait yang masing-masing bait terdiri dari 8 baris.
2. Himne
Himne adalah puisi yang digunakan untuk memuji Tuhan. Bisa juga digunakan untuk memuji seseorang atau sesuatu yang dimuliakan atau dihormati seperti pahlawan dan tanah air.
3. Ode
Ode adalah bentuk puisi yang ditujukan untuk memuji seseorang yang mempunyai jasa besar, misalnya guru. Bahasa yang digunakan sangat sopan dan penuh kesantunan. Dalam ode bisa dilukiskan tentang situasi dan kondisi penting dalam rangka memuji seseorang.
4. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran kehidupan.
5. Romansa
Romansa merupakan puisi yang memuat rasa cinta dan kasih sayang.
6. Elegi
Puisi berbentuk elegi adalah puisi yang berisi tentang kesedihan, duka cita, dan kehilangan sesuatu yang sangat dicintai.
7. Satire
Satire adalah puisi yang berisi tentang kritikan tentang kehidupan sosial dan kondisi masyarakat.
8. Distikon
Distikon adalah puisi yang hanya terdiri dari 2 baris pada setiap bait dengan sajak a-a.
9. Terzina
Terzina adalah puisi yang terdiri dari 3 baris pada setiap bait.
10. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang memuat 4 baris pada setiap bait.
11. Kuint
Kuint merupakan puisi yang terdiri dari 5 baris di setiap baitnya.
12. Sektet
Sektet adalah puisi yang berisi 6 baris pada setiap bait.
13. Septima
Septima adalah puisi dengan 7 baris pada setiap baitnya.
14. Oktaf
Oktaf adalah puisi yang memuat 8 baris di setiap baitnya.
15. Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri dari 14 baris. Rima yang digunakan seperti a-b-b-a, a-b-b-a, a-a-a, c-c-c.
Puisi modern atau kontemporer
Ada sejumlah bentuk puisi modern atau kontemporer yang disebutkan pakar bahasa Indonesia. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Puisi kamar
Puisi kamar adalah puisi yang bisa dibaca sendirian. Bisa juga dibaca bersama satu atau dua orang di kamar. Puisi ini bersifat terbatas.
2. Puisi auditorium
Puisi auditorium adalah puisi yang bisa dibacakan di auditorium dan ruangan tertutup dengan jumlah pendengar sekitar 100 orang atau lebih.
3. Puisi fisikal
Puisi fisikal adalah puisi yang melukiskan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada.
4. Puisi platonik
Puisi platonik ialah puisi memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan spiritual.
5. Puisi metafisikal
Puisi metafisikal memuat hal-hal yang terkait dengan filsafat dan menganjurkan pembaca untuk menatap kehidupan dengan baik.
6. Puisi subjektif
Puisi subjektif adalah puisi yang mencerminkan segala sesuatu yang berasal dari dalam diri penyair.
7. Puisi objektif
Puisi objektif memuat segala sesuatu yang berasal dari luar diri penyair.
8. Puisi diafan
Puisi diafan merupakan puisi yang memuat imajinasi kata-kata yang bisa dirasakan dan dilihat, sehingga menyerupai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Puisi prismatis
Puisi prismatis adalah puisi yang memperlihatkan pelbagai ragam makna karena kecapakapan penyair dalam menungkapkan majas, kalimat dan imajinasi yang sepadan. Puisi ini seakan-akan mengeluarkan makna dari satu prisma.
10. Puisi parnaisan
Puisi parnaisan adalah puisi memuat nilai-nilai berupa ilmu pengetahuan. Puisi ini tidak diciptakan berdasarkan inspirasi dari sesuatu atau seseorang.
11. Puisi inspiratif
Puisi inspiratif adalah puisi yang diciptakan penyair berdasarkan suasana hati dan batinnya.
12. Puisi demonstratif
Puisi demonstratif adalah puisi yang menggambarkan suatu keadaan dan merupakan hasil dari cerminan sebuah demonstrasi. Pada umumnya, puisi ini mewakili sebuah kelompok tertentu, bukan individu penyair semata.
13. Puisi pamflet
Puisi pamflet merupakan puisi yang berisi tentang protes sosial. Puisi satire termasuk dalam bentuk puisi ini.
Demikian penjelasan berbagai macam puisi berdasarkan masanya. Hal ini tidak berarti bahwa jika kita berada pada masa sekarang, tidak bisa menggunakan bentuk puisi lama. Pembagian bentuk puisi di atas adalah berdasarkan waktu munculnya, bukan penggunaannya. Contohnya adalah pantun. Meskipun berbentuk puisi lama, tetapi digunakan pada masa sekarang oleh masyarakat.
Baca Juga: Wawasan Milenial
Tak diragukan, banyak bermunculan para penyair pada masa sekarang dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. Bahkan, puisi pun dilombakan dalam berbagai kesempatan seperti hari besar nasional ataupun keagamaan. Hal tersebut tidak lain adalah untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan masyarakat terutama kaum muda dan milenial tentang urgensi memahami sastra Indonesia yang sangat kaya.
Pada sama sekarang, sudah menjadi kewajiban bagi para orang tua dan guru untuk memberikan pengajaran yang baik kepada anak-anak dalam hal sastra Indonesia.